Sabtu, 05 Mei 2012

PKTI 2B


NAMA             : LASTRI PULUR AYUNINGTYAS
KELAS              : 1EB05
NPM                : 24211073
DOSEN             : REZA CHANDRA

TUGAS
1.      Sebutkan dan jelaskan lapisan – lapisan sistem UNIX !
Berikut ini lapisan – lapisan sistem UNIX  yaitu :
a.      Lapisan  yang  paling  dalam  adalah  komputer   dan piranti  pendukungnya, seperti disk,  tape,  printer  dan  lain-lain.  Ini semua disebut  perangkat  keras sistem.
b.      Di  seputar  perangkat  keras   tersebut   terdapat sejumlah   program  yang menangani  secara   detail seperti  sumber daya komputer, mengorganisir  sistem file,  mengurus  disk dan tape.  Pengoperasian  yang  dilakukannya  sangat  detil  sehingga  tidak   perlu diketahui  oleh  pemakai. Lapisan  ini  kita   sebut kernel. Kernel merupakan otak dari otak dari  sistem operasi.
c.       Kernel  menyediakan  lapis  dukungan,  yaitu  berupa program utilitas. Utilitas berfungsi untuk melakukan akses  sistem bagi pemakai.  Utilitas-utilitas  yang gak  sederhana dapat dikombinasikan dengan  memakai fasilitas pemipaan.
d.      Lapis  terluar dari sistem UNIX adalah shell.  Shell merupakan penghubung antara pemakai dan sistem. Bila pemakai    mengetikkan   sebuah   perintah,    shell menerjemahkan   perintah  tersebut  dan   mengatakan kepada kernel apa yang harus dilakukan. Sesungguhnya  shell merupakan bagian dari  utilitas. Namun karena kerumitannya dan fungsinya yang sedikit unik,  maka shell cenderung dianggap  sebagai  lapis terpisah.

2.      Sebutkan dan jelaskan kemampuan sistem operasi UNIX !
Kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh UNIX antara lain sebagai berikut:
1.      Multiuser
 Sistem  dapat  digunakan oleh lebih dari  satu  orang pada  satu  saat. Tentunya untuk  melakukan  hal  ini harus   digunakan  lebih  dari  satu  terminal   yang dihubungkan.  Selanjutnya, kita dapat  memakai  file,  program bahkan piranti-piranti yang terhubung  dengan komputer secara bersama.
2.      Multitasking
 Sistem  dapat  melakukan beberapa tugas  atau  proses  pada  waktu yang bersamaan. Dengan demikian  sesorang dapat memiliki satu proses yang sedang  berkomunikasi langsung dengan terminal, tetapi juga memiliki proses lain dengan prioritas yang lebih rendah.
3.      Sism Fil     
Organisasi  file  di  UNIX  memiliki  struktur  pohon (tree) yang terdiri dari file dan direktori. Struktur tersebut  diawali oleh akar (root) sebagai awal  dari seluruh  direktori  yang  ada.  
4.      Shell
 Shell  merupakan  antar muka  pemakai  dengan  sistem UNIX.   Shell   memiliki   kemampuan   menterjemahkan perintah-perintah  untuk  dilaksanakan  oleh   kernel UNIX. Disamping itu, shell memiliki kemampuan sebagai bahasa pemrograman.
5.      utilitas-utilitas
UNIX  memiliki  lebih dari 200  utilitas  yang  dapat  digunakan  untuk  mengelola   sistem.  UNIX  memiliki sejumlah  utilitas  yang agak  sederhana  yang  dapat dikombinasikan dengan memakai pipa dan filter.
6.      Surat Elektroni
UNIX  dilengkapi  dengan fasilitas  untuk  pengiriman surat antar pemakai di lingkungan sistem UNIX.
7.      Konsep Perangkat Keras
Perangkat keras yang terhubung pada sistem UNIX  akan dianggap  sebagai file biasa. UNIX  tidak  membedakan antara perangkat keras dan file biasa. UNIX  mengenal keyboard sebagai masukan standard dan  layar terminal sebagai keluaran standard.
8.       Komunikasi antar Proses
keluaran  dari suatu proses dapat  diproses  langsung oleh proses lainnya
9.      Jaringan
Pemakai  UNIX dapat berhubungan dengan  pemakai  lain dalam   satu  komputer  (hubungan  antar   terminal). Disamping  itu pemakai UNIX juga dapat  berkomunikasi dengan pemakai lain pada komputer lainnya dalam  satu jaringan  lokal atau LAN. Bahkan pemakai  UNIX  dapat berhubungan  dengan pemakai lain pada  jaringan  lain dalam lingkup jaringan luas atau WAN. Data ditransfer dari PC ke UNIX, UNIX ke UNIX dan UNIX ke mesin  atau komputer  lain  melalui : kabel komunikasi langsung RS232 (serial comm) , ethernet , dial up modem, leased line, public  switched  data network.
10.  Keamanan
UNIX  menyediakan  fasilitas keamanan  untuk  pemakai biasa,  pengembang sistem, dan  administrator  sistem serta  jaringan  sistem. Proteksi  dilakukan  melalui password  (login),  perijinan  file  dan   direktori, enkripsi data, usia password otomatis, shell terbatas dan identifikasi jaringan.

3.      Jelaskan otoritas masing – masing pemakai sistem operasi UNIX/LINUX !
a.      Superuser : pemakai dengan wewenang/otoritas tertinggi yang dapat melakukan apa saja terhadap sistem 
b.      Pemakai biasa : pemakai yang mempunyai hak akses terbatas terhadap home direktori masing-masing

4.      Jelaskan dan berilah contoh 5 perintah di UNIX/LINUX !
1.      mv : move/ pindah
format: mv (spasi) file1 (spasi) file2 ; atau
mv (spasi) file1 (spasi) /home/file2
2.      cp : copy/salin
format: cp (spasi) file1 (spasi) file 2 (file tujuan direktori yang sama) atau
cp (spasi) file1 (spasi) /usr/local/file2 (file tujuan di direktori berbeda)
3.      rm : remove file
format : rm (spasi) file
4.      rmdir : remove direktori
format : rmdir (spasi) dir1
5.      cd : change direktori
format : cd (spasi) home masuk ke folder home

5.      Buatlah direktori menggunakan perintah UNIX/LINUX  dengan susunan direktori sebagai berikut :


iduser@nama_server[lokasi directory]#
root@gunadarma[/]#
root@gunadarma[/]#cd/UNIVERSITAS
root@gunadarma[/UNIVERSITAS]#mkdir(spasi)FILKOM
root@gunadarma[/UNIVERSITAS]#cd(spasi)FILKOM
root@gunadarma[/UNIVERSITAS/FILKOM]#mkdir(spasi)SI
root@gunadarma[/UNIVERSITAS/FILKOM]#mkdir(spasi)SK
root@gunadarma[/UNIVERSITAS/FILKOM]cd(spasi)...
root@gunadarma[/UNIVERSITAS/FILKOM]#mkdir(spasi)FE
root@gunadarma[/UNIVERSITAS]#cd(spasi)FE
root@gunadarma[/UNIVERSITAS/FE]#mkdir(spasi)AK
root@gunadarma[/UNIVERSITAS/FE]#mkdir(spasi)MA
root@gunadarma[/UNIVERSITAS]#cd(spasi)... 
root@gunadarma[/UNIVERSITAS]#mkdir(spasi)FTI

Jumat, 04 Mei 2012

Pengangguran dan Inflasi


                                                                                     NAMA : LASTRI PULUR A
                                                                                     NPM    : 24211073
Pengangguran
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya. Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara. Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah "pengangguran terselubung" di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang
Akibat pengangguran
1.    Bagi perekonomian  negara
  1. Penurunan pendapatan perkapita.
  2. Penurunan pendapatan pemerintah yang berasal dari sektor pajak.
  3. Meningkatnya biaya sosial yang harus dikeluarkan oleh pemerintah.
2.    Bagi masyarakat

a.       Pengangguran merupakan beban psikologis dan psikis.
  1. Pengangguran dapat menghilangkan keterampilan, karena tidak digunakan apabila tidak bekerja.
  2. Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik.
Berdasarkan jam kerja, pengangguran dikelompokkan menjadi 3 macam:
  • Pengangguran Terselubung (Disguised Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.
  • Setengah Menganggur (Under Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.
  • Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak karena memang belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal.
.Ada berbagai cara mengatasi pengangguran, yaitu:
1. Peningkatan Mobilitas Tenaga kerja dan Moral
Peningkatan mobilitas tenaga kerja dilakukan dengan memindahkan pekerja ke kesempatan kerja yang lowong dan melatih ulang keterampilannya sehingga dapat memenuhi tuntutan kualifikasi di tempat baru. Peningkatan mobilitas modal dilakukan dengan memindahkan industry (padat karya) ke wilayah yang mengalami masalah pengangguran parah. Cara ini baik digunakan untuk mengatasi msalah pengangguran structural.

2. Pengelolaan Permintaan Masyarakat
Pemerintah dapat mengurangi pengangguran siklikal melalui manajemen yang mengarahkan permintaan-permintaan masyarakat ke barang atau jasa yang tersedia dalam jumlah yang melimpah.

3. Penyediaan Informasi tentang Kebutuhan Tenaga Kerja
Untuk mengatasi pengangguran musiman, perlu adanya pemberian informasi yang cepat mengenai tempat-tempat mana yang sedang memerlukan tenaga kerja. Masalah pengangguran dapat muncul karena orang tidak tahu perusahaan apa saja yang membuka lowongan kerja, atau perusahaan seperti apa yang cocok dengan keterampilan yang dimiliki. Masalah tersebut adalah persoalan informasi. Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu diadakan system informasi yang memudahkan orang mencari pekerjaan yang cocok. System seperti itu antara lain dapat berupa pengumuman lowongan kerja di kampus dan media massa. Bias juga berupa pengenalan profil perusahaan di sekolah-sekolah kejuruan, kampus, dan balai latihan kerja.
4. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi baik digunakan untuk mengatasi pengangguran friksional. Dalam situasi normal, pengangguran friksional tidak mengganggu karena sifatnya hanya sementara. Tingginya tingkat perpindahan kerja justru menggerakan perusahaan untuk meningkatkan diri (karir dan gaji) tanpa harus berpindah ke perusahaan lain.
Menurut Keynes, pengangguran yang disengaja terjadi bila orang lebih suka menganggur daripada harus bekerja dengan upah rendah. Di sejumlah Negara, pemerintah menyediakan tunjangan/santunan bagi para penganggur. Bila upah kerja rendah maka orang lebih suka menganggur dengan mendapatkan santunan penganggur. Untuk mengatasi pengangguran jenis ini diperlukan adanya dorongan-dorongan (penyuluhan) untuk giat bekerja. Pengangguran tidak disengaja, sebaliknya, terjadi bila pekerja berkeinginan bekerja pada upah yang berlaku tetapi tidak mendapatkan lowongan pekerjaan. Dalam jangka panjang masalah tersebut dapat diatasi dengan pertumbuhan ekonomi.
5. Program Pendidikan dan Pelatihan Kerja
Pengangguran terutama disebabkan oleh masalah tenaga kerja yang tidak terampil dan ahli. Perusahaan lebih menyukai calon pegawai yang sudah memiliki keterampilan atau keahlian tertentu. Masalah tersebut amat relevan di Negara kita, mengingat sejumlah besar penganggur adalah orang yang belum memiliki keterampilan atau keahlian tertentu.

6. Wiraswasta
Selama orang masih tergantung pada upaya mencari kerja di perusahaan tertentu, pengangguran akan tetap menjadi masalah pelik. Masalah menjadi agak terpecahkan apabila muncul keinginan untuk menciptakan lapangan usaha sendiri atau berwiraswasta yang berhasil
Inflasi
Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang.[1] Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-memengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga. Ada banyak cara untuk mengukur tingkat inflasi, dua yang paling sering digunakan adalah CPI dan GDP Deflator.
Inflasi dapat digolongkan menjadi empat golongan, yaitu inflasi ringan, sedang, berat, dan hiperinflasi. Inflasi ringan terjadi apabila kenaikan harga berada di bawah angka 10% setahun; inflasi sedang antara 10%—30% setahun; berat antara 30%—100% setahun; dan hiperinflasi atau inflasi tak terkendali terjadi apabila kenaikan harga berada di atas 100% setahun.
Jenis-jenis inflasi
Inflasi dapat digolongkan menjadi berikut ini :
a.        Penggolongan didasarkan pada parah tidaknya inflasi

1.      Inflasi ringan (dibawah 10% setahun).
2.       Inflasi sedang (antara 10-30% setahun).
3.       Inflasi berat(antara 30%-100% setahun).
4.       Hiperinflasi (diatas 100% setahun)

b.      Penggolongan didasarkan pada sumber penyebabnya

Inflasi merupakan proses kenaikan harga-harga umum. Di kelas satu telah dipelajari bahwa harga umum. Telah dipelajari bahwa harga umum ditentukan oleh permintaan dan penawaran agregat maka inflai dapat disebabkan oleh permintaan dan atau penawaran agregat.
a.       Inflasi permintaan : inflasi yang timbul karena permintaan masyarakat akan barang terlalu kuat. Inflasi ini disebut demand pull inflation.
b.      Inflasi biaya : inflasi ini timbul karena kenaikan ongkos produksi. Inflasi ini disebut cost push inflation atau supply inflation.
c.        Inflasi campuran : kedua macam inflasi yang dibahas diatas jarang sekali dijumpai dalam praktek yang murni.

c.       Penggolongan inflasi didasarkan pada asal inflasi

1.      Inflasi yang berasal dari dalam negeri (domestic inflation) : inflasi ini semata-mata disebabkan dari dalam negeri.adapun penyebabnya antara lain misalnya karena deficit anggaran belanja yang dibiayai dengan pencetakan uang baru, kenaikan upah, gagal panen dan lain-lain.
2.      Inflasi yang berasal dari luar negeri (imported inflation). : inflasi ini disebabkan karena naiknya harga barang-barang impor.hal ini terjadi karena biaya produksi barang di luar negeri tinggi atau karena adanya kenaikan tariff impor barang.
Penyebab inflasi
Inflasi mengacu pada kenaikan harga yang menyebabkan daya beli masyarakat menurun. Ada banyak penyebab inflasi, tergantung pada sejumlah faktor. Sebagai contoh, inflasi dapat terjadi ketika pemerintah mencetak kelebihan uang untuk menangani krisis. Akibatnya, harga akhirnya meningkat pada kecepatan yang sangat tinggi untuk bersaing dengan surplus mata uang.  Penyebab umum lainnya dari inflasi adalah kenaikan biaya produksi, yang menyebabkan kenaikan harga produk akhir. Sebagai contoh, jika bahan baku naik harganya, ini menyebabkan biaya produksi meningkat, yang pada gilirannya menyebabkan perusahaan menaikkan harga untuk menjaga keuntungan. biaya tenaga kerja / upah juga dapat menyebabkan inflasi.  Inflasi juga bisa disebabkan oleh pemberi pinjaman internasional dan hutang nasional. Negara meminjam uang, mereka harus berurusan dengan kepentingan, yang pada akhirnya menyebabkan harga naik. Nilai tukar juga dapat menyebabkan inflasi, karena pemerintah akan harus berurusan dengan perbedaan dalam impor / tingkat ekspor.  Perang pun juga sering menyebabkan inflasi, karena pemerintah harus mengembalikan uang yang dihabiskan dan mengembalikan dana yang dipinjam dari bank sentral. Perang sering mempengaruhi segala sesuatu dari perdagangan internasional untuk biaya tenaga kerja untuk permintaan produk, sehingga pada akhirnya selalu menghasilkan kenaikan harga

CARA MENGATASI INFLASI
Usaha untuk mengatasi terjadinya inflasi harus dimulai dari penyebab terjadinya inflasi supaya dapat dicari jalan keluarnya. Secara teoritis untuk mengatasi inflasi relatif mudah, yaitu dengan cara mengatasi pokok pangkalnya, mengurangi jumlah uang yang beredar.
Berikut ini kebijakan yang diharapkan dapat mengatasi inflasi:
1.    Kebijakan Moneter
segala kebijakan pemerintah di bidang moneter dengan tujuan menjaga     kestabilan moneter untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Kebijakan ini meliputi:
a.    Politik diskonto, dengan mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara menaikan suku bunga bank, hal ini diharapkan permintaan kredit akan berkurang.
b.    Operasi pasar terbuka, mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara menjual SBI
c.    Menaikan cadangan kas, sehingga uang yang diedarkan oleh bank umum menjadi berkurang
d.   Kredit selektif, politik bank sentral untuk mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara     memperketat pemberian kredit
e.     Politik sanering, ini dilakukan bila sudah terjadi hiper inflasi, ini pernah dilakukan BI pada     tanggal 13 Desember 1965 yang melakukan pemotongan uang dari Rp.1.000 menjadi Rp.1
2.    Kebijakan Fiskal
Kebijakan Fiskal dapat dilakukan dengan cara :
a.       menaikkan tarif pajak, diharapkan masyarakat akan menyetor uang lebih banyak kepada     pemerintah sebagai pembayaran pajak, sehingga dapat mengurangi jumlah uang yang beredar.
b.      Mengatur penerimaan dan pengeluaran pemerintah
c.        Mengadakan pinjaman pemerintah, misalnya pemerintah memotong gaji pegawai negeri 10%     untuk ditabung, ini terjadi pada masa orde lama.
3.      Kebijakan Non Moneter
Kebijakan non moneter dapat dilakukan melalui:
a.       Menaikan hasil produksi, Pemerintah memberikan subsidi kepada industri untuk lebih produktif dan menghasilkan output yang lebih banyak, sehingga harga akan menjadi turun.
b.      Kebijakan upah, pemerintah menghimbau kepada serikat buruh untuk tidak meminta kenaikan  upah disaat sedang inflasi.
c.       Pengawasan harga, kebijakan pemerintah dengan menentukan harga maksimum bagi barang-barang tertentu.

Keterkaitan pengangguran dan inflasi
Menurut J.M Keyness, hubungan antara variavel moneter dengan variabel ekonomi riil sangat kuat. Model klasik menyatakan bahwa harga termasuk upah ditentukan oleh mekanisme pasar dan penyesuaian upah nomial tidak ada pada periode tertentu. Model Keynessian menyatakan bahwa ada kemungkinan kuantitas penawaran dan permintaan tenaga kerja tidak sama dan kemungkinan yang sering terjadi adalah kelebihan penawaran tenaga kerja. Hubungan antara tingkat harga dengan tingkat pengangguran tenaga kerja dijelaskan oleh Kurva Phillips yang menyatakan bahwa tingkat upah nominal pada periode tertentu dapat dijelaskan oleh tingkat pengangguran sekarang (Manurung,2009:223).
Dari definisi ini, ada tiga komponen yang harus dipenuhi agar dapat dikatakan telah terjadi inflasi (Rahardja dan Manurung,2008:249):
a.       Kenaikan harga
b.      Bersifat umum
c.       Berlangsung terus menerus
Sedangkan pengertian dari pengangguran yang digunakan oleh Badan Pusat Statistik, antara lain pengangguran terbuka (open unemployment) didasarkan pada konsep seluruh angkatan yang mencari pekerjaan, baik yang mencari pekerjaan pertama kali atau yang pernah bekerja sebelumnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara. Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah "pengangguran terselubung" di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh banyak orang.

Strategi Pembangunan Indonesia


                                                                                    NAMA : LASTRI PULUR A
                                                                                    NPM    : 24211073

MACAM – MACAM STRATEGI PEMBANGUNAN INDONESIA
Salah satu konsep penting yang perlu diperhatikan dalam mempelajari perekonomian suatu negara adalah mengetahui tentang strategi pembangunan ekonomi. Beberapa strategi pembangunan ekonomi yang dapat disampaikan adalah :
1.      Strategi Pertumbuhan
Adapun inti dari konsep strategi yang pertama ini adalah :
a.       Strategi pembangunan ekonomi suatu negara akan terpusat pada upaya pembentukan  modal, serta bagaimana menanamkannya secara seimbang, menyebar, terarah dan memusat, sehingga dapat menimbulkan efek pertumbuhan ekonomi.
b.      Selanjutnya bahwa pertumbuhan ekonomi akan dinikmati oleh golongan lemah melalui proses merambat ke bawah ( trickle – down – effect ) pendistribusian kembali.
c.       Jika terjadi ketimpangan atau ketidakmerataan hal tersebut merupakan syarat terciptanya pertumbuhan ekonomi.
d.      Kritik paling keras dari strategi yang pertama ini adalah bahwa pada kenyataan yang terjadi adalah ketimpangan yang semakin tajam.
2.      Strategi pembangunan dengan pemerataan
Inti dari konsep strategi ini adalah dengan ditekankannya peningkatan pembangunan melalui teknik sosial engineering, seperti halnya melalui penyusunan perencanaan induk, dan paket program terpadu.
3.      Strategi ketergantungan
Tidak sempurnanya konsep strategi pertama dan kedua mendorong para ahli ekonomi mencari alternatif lain sehingga pada tahun 1965 muncul strategi pembangunan dengan nama strategi ketergantungan. Inti dari konsep strategi tergantungan adalah :
a.       Kemiskinan di negara – negara berkembang lebih disebabkan karena adanya ketergantungan negara tersebut dari pihak / negara lainnya
b.      Teori ketergantungan ini kemudian dikritik oleh Kothari dengan mengatakan “Teori ketergantungan tersebut memang cukup relevanm namun sayangnya telah mnjadi semacam dalih terhadap kenyataan dari kurangnya usaha untuk membangun masyarakat sendiri (Self Development)
4.       Strategi yang berwawasan ruang
Strategi ini dikemukakan oleh Myrdall dan Hirschman, yang mengemukakan sebab – sebab kurang mampunya daerah miskin berkembang secepat daerah yang lebih kaya / maju. Menurut mereka kurang mampunya daerah miskin berkembang secepat daerah maju dikarenakan kemampuan / pengaruh menyetor dari kaya ke miskin (Spread Effects) lebih kecil daripada terjadnya aliran sumber daya dari daerah miskin ke daerah kaya (Back-wash-effects). Perbedaan pandangan kedua tokoh tersebut adalah, bahwa Myrdall tidak percaya bahwa keseimbangan daerah kaya dan miskin akan tercapai, sedangkan Hirschman percaya, sekalipun baru akan tercapai dalam jangka panjang.
5.       Strategi Pendekatan kebutuhan pokok
Sasaran dari strategi ini adalah menanggulangi kemiskinan secara masal. Strategi ini selanjutnya dikembangkan oleh Organisasi Perburuhan Sedunia (ILO) pada tahun 1975, dengan menekankan bahwa kebutuhan pokok manusia tidak mungkin dapat dipenuhi jika pendapatan masih rendah akibat kemiskinan yang bersumber pada pengangguran. Oleh karena itu sebaiknya usaha-usaha diarahkan pada penciptaan lapangan kerja, peningkatan kebutuhan pokok dan sejenisnya
Strategi Pendekatan Kebutuhan Pokok
Sasaran dari strategi ini adalah menanggulangi kemiskinan secara massal. Strategi ini selanjutnya dikembangkan oleh Organisasi Perburuhan Indonesia Sedunia (ILO) pada tahun 1975), dengan menekankan bahwa kebutuhan pokok manusia idak mungkin dapat dipenuhi jika pendapatan masih rendah akibat kemiskinan yang bersumber pada pengganguran. Oleh karena itu sebaiknya usaha-usaha diarahkan pada penciptaan lapangan kerja, peningkatan pemenuhan kebutuhan pokok, dan sejenisnya. Melalui  peningkatan  laju  pertumbuhan itu orang percaya bahwa prinsip trickle down effect akan bekerja dengan baik sehingga tujuan pembangunan secara keseluruhan dapat dicapai. Namun karena tidak bekerjanya trickle down effect, pemerataan pembangunan menjadi pincang, pengganguran yang cukup besar khususnya di sektor tradisional.
Masalah kemiskinan merupakan salah satu persoalan mendasar yang menjadi pusat perhatian pemerintah di negara manapun. Salah satu aspek penting untuk mendukung strategi penanggulangan kemiskinan adalah tersedianya data kemiskinan yang akurat dan tepat sasaran. Pengukuran kemiskinan yang dapat dipercaya dapat menjadi instrumen tangguh bagi pengambil kebijakan dalam memfokuskan perhatian pada kondisi  hidup orang miskin. Data kemiskinan yang baik dapat digunakan untuk mengevaluasi kebijakan pemerintah terhadap kemiskinan, membandingkan kemiskinan antar waktu dan daerah, serta menentukan target penduduk miskin dengan tujuan untuk memperbaiki posisi mereka Tujuannya itu adalah :
1.       Mengetahui jumlah dan persentase penduduk miskin menurut daerah perkotaan dan pedesaan.
2.      Mengetahui karakteristik rumahtangga miskin dan tidak miskin menurut daerah pe
3.      Mengetahui distribusi dan ketimpangan pendapatan secara nasional menurut daerah perkotaan danpedesaan.
4.       Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic need approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Dengan kata lain, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan makanan maupun non makanan yang bersifat mendasar. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita per bulan di bawah garis kemiskinan.
5.      Pengukuran kemiskinan dengan menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic need approach) tidak hanya digunakan oleh BPS tetapi juga oleh negara-negara lain, seperti Armenia, Senegal, Pakistan, Bangladesh, Vietnam, Sierra Leone, dan Gambia
Faktor yang mempengaruhi diberlakukannya strategi Pembangunan yang berorientasi pada penghapusan kemiskinan-kemiskinan pada dasarnya dilandasi keinginan, berdasarkan norma tertentu, bahwa kemiskinan harus secepat mungkin dibatasi. Sementara itu strategi-strategi pembangunan yang lain ternyata sangat sulit mempengaruhi atau memberikan manfaat secara langsung kepada golongan miskin ini.
Strategi pembangunan, seperti telah diuraikan, ternyata malah menimbulkan ketidakmerataan, ketimpangan antar daerah, dll. Kebijaksanaan penanaman modal yang cendrung hanya diarahkan kelokasi tertentu. Biasanya modal yang ditanamkan tersebut bersifat padat modal dan outputnya berorientasi ke pasar Internasional dan atau kelompok menengah ke atas di dalam negeri.
Dalam kebijaksanaan ini ternyata bekerjanya prinsip spread effect( bandingkan dengan prisip trickle down effect) lebih lemah dibandingkan dengan bekerjanya back-wash effect (Proses mengalirnya dana sumber daya dari daerah terbelakang (desa) ke daerah maju (kota) ), sehingga strategi penanaman modal itu mengakibatkan makin miskinnya daerah terbelakang, khususnya pemiskinan sumber dayanya. Selain karena kebijaksanaan penanaman modal, ketimpangan antar daerah juga disebabkan karena potensi daerah yang berbeda-beda. Di daerah Kalimantan misalnya, potensi hutannya besar sekali dan itu tidak dimiliki Pulau Jawa. Riau memiliki sumber minyak bumi dan tidak dimiliki NTT. Dengan demikian faktor-faktor yang mempengaruhi diberlakukannya strategi pembangunan yang berorientasi pada pemerataan antar daerah adalah potensi anyar daerah yang berbeda, kebijaksanaan penanaman modal yang berat sebelah (urban bias: penanaman modal hanya di sektor yang sangat menguntungkan, biasanya di daerah perkotaan), dan karena adanya ketimpangan antar daerah
FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN STRATEGI PEMBANGUNAN EKONOMI
Pada dasarnya faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan strategi pembangunan ekonomi adalah tujuan yang khendak dicapai. Apabila yang ingin dicapai adalah tingkat pertumbuhan yang tinggi, maka faktor yang mempengaruhi digunakannya strategi tersebut adalah tingkat pertumbuhan ekonomi yang rendah, akumilasi kapital rendah, tingkat pendapatan pada kapital yang rendah, struktur ekonomi yang berat ke sektor tradisional yang juga kurang berkembang.


Sumber :
  Suroso,P.C.1997. Perekonomian Indonesia.Jakarta: Penerbit PT. Gramedia Pustaka