Sabtu, 07 Juni 2014

Tahun depan pemerintah yakin tingkat kemiskinan jadi 9 persen



Merdeka.com - Pemerintah melalui Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (R-APBN) 2015 menargetkan angka kemiskinan Indonesia akan turun menjadi 9-10 persen pada 2015 mendatang. Target ini didasarkan realisasi tingkat kemiskinan pada tahun sebelumnya yang menunjukkan tren penurunan.
Menteri Keuangan Chatib Basri dalam penjelasannya mengatakan angka kemiskinan di Indonesia terus menurun dari 14,2 persen di 2009 menjadi 11,4 persen di 2013. Penurunan angka kemiskinan ditopang oleh relatif tingginya pertumbuhan ekonomi yang diikuti perbaikan kesejahteraan.
"PDB per kapita kita meningkat dari Rp 23,9 juta pada 2009 menjadi Rp 36,5 juta per tahun di 2013," ucap Chatib dalam paparannya di DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (3/6).
Namun demikian, Chatib menyadari penurunan angka kemiskinan belum dapat memuaskan semua pihak. Chatib berjanji pemerintah akan terus mengupayakan agar pertumbuhan ekonomi memberikan dampak yang lebih nyata pada penurunan tingkat kemiskinan.
"Penentuan target kemiskinan didasarkan pada rencana kerja pemerintah yang mengacu pada asumsi dan outlook pertumbuhan ekonomi. Pencapaian tingkat kemiskinan di bawah 10 persen telah mempertimbangkan kebijakan afirmatif khusus seperti perlindungan sosial, perluasan jangkauan pelayanan dasar dan penghidupan berkelanjutan," tambahnya.
Untuk mengejar penurunan angka kemiskinan, Chatib akan melakukan sinergi lokasi dan waktu percepatan penanggulangan kemiskinan oleh semua pelaku. Dalam hal ini melibatkan pemerintah daerah, swasta, BUMN dan masyarakat.
Dalam jangka panjang, penanggulangan kemiskinan dilakukan melalui sinergi pengembangan koridor ekonomi dengan mendorong pembangunan infrastruktur untuk memperkuat konektivitas dan pengembangan kawasan dengan konsentrasi penduduk miskin.
"Selain itu juga ditempuh dengan peningkatan kemampuan penduduk miskin sehingga dapat memenuhi dan meningkatkan penghidupannya secara berkesinambungan," tutupnya.

Opini:
Setiap tahun tingkat kemiskinan harus semakin menurun. Memperbanyak lapangan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dapat mengurangi tingkat kemiskinan di Indonesia sehinggan masyarakat Indonesia hidup makmur dan sejahtera.

Sumber:
http://www.merdeka.com/uang/tahun-depan-pemerintah-yakin-tingkat-kemiskinan-jadi-9-persen.html

Seenaknya pengusaha naikkan harga dengan alasan tarif listrik



Merdeka.com - Dari 82 kota yang dipantau, hampir seluruh kota mengalami lonjakan inflasi atau kenaikan harga barang, baik pokok, sandang sampai tersier. Sehingga, pada bulan Mei terjadi lonjakan inflasi sampai 0,16 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 111,53. Hanya 15 kota mengalami deflasi.
Kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks beberapa kelompok pengeluaran, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,35 persen, perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,23 persen, sandang 0,12 persen, kesehatan 0,41 persen, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga 0,07 persen dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 0,21 persen.
Kenaikan inflasi disinyalir karena kesengajaan. Para pengusaha telah menaikkan harga, dengan alasan adanya rencana kenaikan tarif listrik yang diberlakukan pada bulan awal Mei. Otomatis, sebelum Mei, pengusaha sudah mematok harga yang lebih tinggi.

Tarif listrik bagi pelanggan bisnis menengah (B2) naik 13,09 persen dari Rp 1.352 per kilowatt hour menjadi Rp 1.529 per kWh. Tarif untuk pelanggan bisnis besar (B3) naik 3,2 persen dari Rp 1.117 per kWh menjadi Rp 1.153 per kWh. Selain itu, tarif listrik akan berubah setiap bulan mengikuti fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, inflasi, dan harga minyak mentah Indonesia.
"Kenaikan harga dibebankan merata ke konsumen. Harga produk macam-macam naik, alasannya listrik itu," kata Deputi Bidang Statistik Barang dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo, di Jakarta, Senin (2/6).
Dia mengatakan setelah kenaikan harga akibat tarif listrik yang naik, pada bulan Juni ini, masyarakatpun harus menanggung beban lebih tinggi, karena mulai memasuki bulan puasa."Inflasi akan masih nampak di Indonesia hingga dua bulan mendatang," katanya.

Kamar Dagang Indonesia ogah disalahkan dengan naiknya kebutuhan pokok pada Mei kemarin. "Saya kira, bukan ulah pengusaha. Pemerintah tidak bisa meredam harga yang tinggi," ujar Wakil Ketua Umum Kadin Natsir Mansyur pada merdeka.com.

Dia mengatakan pemerintah tidak bisa menekan biaya produksi industri serendah mungkin dengan menyediakan suku bunga murah, biaya listrik murah, distribusi murah. "Harga itu naik, ulah pemerintah secara otomatis berdampak harga jual. Pengusaha ya, alami pasti dinaikan dan akhirnya berdampak pada nilai inflasi, yang tinggi," ujarnya.

Natsir mengatakan pemerintah harusnya belajar dari pengalaman. Selama hampir 15 tahun ini, tidak ada kebijakan yang bisa menurunkan biaya tinggi ekonomi Indonesia. "Manajemen pangan harus dilakukan. Produksi, distribusi, jangan kebijakan dadakan dan spekulatif sehingga harga tinggi," ujarnya.

Opini:
Jika ingin menaikan harga barang-barang menurut saya seharusnya menaikan juga pendapatan masyarakat sehingga mereka cukup untun memenuhi kebutuhan sehari-hari. Jika tidak menaikan pendapatan masyarakat dan harga barang-barang tetap naik maka kemiskinan merajalela.

Sumber:
http://www.merdeka.com/uang/seenaknya-pengusaha-naikkan-harga-dengan-alasan-tarif-listrik.html

Meski harga barang melejit, konsumsi masyarakat tetap tinggi



Merdeka.com - Bank Indonesia (BI) melansir Survei Konsumen pada Mei 2014 menunjukkan keyakinan konsumen kembali menguat dibandingkan bulan sebelumnya. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Mei 2014 tercatat 116,9, meningkat dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 113,9.
"Peningkatan tersebut didorong oleh menguatnya optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan kondisi ekonomi 6 bulan mendatang," ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi, Tirta Segara, dalam siaran pers, Jakarta, Jumat (6/6).

Secara tahunan, IKK Mei 2014 lebih tinggi dibandingkan dengan periode sama pada tahun sebelumnya (112,8). Hasil survei juga menunjukkan bahwa konsumen memperkirakan kenaikan harga masih berlanjut pada tiga bulan mendatang pasca bulan puasa dan Hari Raya Idul Fitri (Agustus 2014).
Selain itu, tekanan kenaikan harga pada enam bulan mendatang (November 2014) diperkirakan juga masih tinggi didorong oleh kekhawatiran terhadap ketersediaan pasokan barang konsumsi dan penurunan subsidi pemerintah

Opini:
Setiap masyarakat pasti membutuhkan barang konsumsi untuk sehari-harinya meskipun barang konsumsi itu harganya naik. Barang konsumsi pasti akan selalu meningkat sesuai kebutuhan para konsumen apalagi selama bulan puasa dan Hari Raya Idul Fitri. Ketersediaan pasokan barang konsumsi dan Subsidi Pemerintah pun harus bertambah.

Sumber:
http://www.merdeka.com/peristiwa/hatta-rajasa-pasar-adalah-indikator-ekonomi-kerakyatan.html

Hatta sesumbar akan tekan kenaikan harga sembako jelang lebaran



Merdeka.com - Cawapres Hatta Rajasa berkampanye di wilayah Bekasi, Jawa Barat. Di daerah tersebut, dia menyambangi tiga tempat sekaligus guna menyapa para konstituennya.

Dalam kampanyenya kali ini, Hatta melakukan blusukan di pasar tradisional. Mantan Menko Perekonomian ini pun mengklaim sudah belasan tahun melakukan tersebut.

Pada kesempatan tersebut, Hatta optimis bisa membangun konsep ekonomi kerakyatan bersama pasangannya, Prabowo Subianto.
"Prabowo - Hatta memikirkan ekonomi kerakyatan, agar bisa meningkat ekonomi dalam lima tahun ke depan, jangan sampai turun, buruh jangan di PHK, yang outsourcing jangan diberhentikan, karena mereka punya keluarga dan anak," kata Hatta di Pasar Tambun, Bekasi, Sabtu (7/6).
Ketua umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu menambahkan, dirinya mengakui bahwa harga bahan pokok banyak yang akan naik jelang hari raya Idul Fitri. Namun, Hatta menegaskan sudah meminta pemerintah agar tetap menekan angka kenaikan tersebut.

"Saya sudah bilang sama menteri-menteri agar harga tidak naik. Harga harus pas, tapi pedagang untung," jelasnya.
Tidak hanya pedagang, Hatta juga sesumbar bakal lebih menyejahterakan para PNS. Dia optimis mampu meningkatkan pendapatan para abdi negara tersebut.

"Pendapatan rendah PNS minimal Rp 5 juta. Betul-betul kita harus memperhatikannya," ungkapnya.

Opini:
Prabowo - Hatta memikirkan ekonomi kerakyatan, agar bisa meningkat ekonomi dalam lima tahun ke depan, jangan sampai turun, buruh jangan di PHK, yang outsourcing jangan diberhentikan, karena mereka punya keluarga, mereka juga ingin menyejahterakan para PNS dengan menaikan pendapatan yang paling rendah minimal Rp 5 juta itu adalah pemikiran yang baik semoga itu benar terjadi jika mereka terpilih jadi capres dan cawapres. Menaikan harga bahan pokok pada saat lebaran juga jangan terlalu tinggi karena kasihan kepada masyarakat yang ekonominya rendah.

Sumber:
http://www.merdeka.com/peristiwa/hatta-sesumbar-akan-tekan-kenaikan-harga-sembako-jelang-lebaran.html

Hatta Rajasa: Pasar adalah indikator ekonomi kerakyatan



Merdeka.com - Cawapres Hatta Rajasa kerap mengunjungi pasar tradisional dalam beberapa kampanyenya. Sebab dia meyakini bahwa pasar merupakan simbol ekonomi kerakyatan.

"Ekonomi kerakyatan itu betul-betul jadi prioritas kami. Perhatian untuk mengurangi kesenjangan itu juga jadi prioritas. Salah satu elemen yang indikator yang bisa kita lihat itu di pasar," kata Hatta di Pasar Tambun, Bekasi, Sabtu (7/6).
Hatta menambahkan, pasar merupakan tempat interaksi bagi masyarakat selain jual beli. Hatta juga tetap optimis bisa menekan angka kenaikan harga barang-barang.

"Saya menginginkan jangan sampai harga tidak stabil. Kalau tidak terjadi kestabilan harga, yang pertama terganggu para penjual kita," jelasnya.
Di sisi lain, Hatta mengklaim bersama capresnya Prabowo Subianto sudah memikirkan agar pasar tradisional ada perbaikan. Walau demikian pihaknya sesumbar tidak akan menggusur para pedagang tersebut.
"Kami juga memikirkan revitalisasi dan perbaikan pasar-pasar tradisional. Jangan sampai tergusur, atau kalaupun kalau ada rehabilitas perbaikan dan tidak layak jangan sampai pedagang yang lama tidak lagi bisa berdagang di situ," ungkapnya."
Penting sekali pasar tradisional karena rantai pasoknya atau orang di antara produsen sampai penjual tidak banyak," tambahnya.
Hatta juga banyak menerima aspirasi dari pedagang pasar dalam blusukannya kali ini. Dia menyebut gairah konsumen masih belum ada peningkatan jelang bulan ramadan.

"Hanya dikatakan pembelinya belum menunjukkan tren meningkat jelang bulan puasa ini," terangnya.

Opini:
Pasar memang merupakan simbol ekonomi kerakyatan dan tempat untuk berinteraksi antara penjual dan pembeli. Menurut saya sudah bagus pak Hatta dan pak Prabowo tidak akan menggusur para pedagang dan akan memperbaiki pasar-pasar, karena itu pekerjaan mereka agar bisa mendapat uang tetapi jangan sampai rencana itu hanya ada saat kampanye saja , semoga benar terjadi saat mereka menjadi presiden dan wakil presiden.

sumber :
http://www.merdeka.com/peristiwa/hatta-rajasa-pasar-adalah-indikator-ekonomi-kerakyatan.html